Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Atas Judul

Pengertian, Syarat, Dan Rukun Puasa Ramadhan


Pengertian  Puasa Ramadan

Secara bahasa,  Ramadan  berarti panas  membakar. Puasa Ramadan adalah puasa yang wajib kita laksanakan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh. Penempatan puasa wajib di bulan Ramadan membawa  pesan bagi setiap orang yang berpuasa bahwa mereka sedang membakar hawa nafsu agar tunduk pada Allah Swt. dan bukan sekadar memindah  jadwal makan. (Sayyid Sabiq: 1)

Rukun puasa Ramadan terdiri atas:

1.  Niat, dan
2.  menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

1. Syarat Wajib Puasa Ramadan

Syarat  wajib adalah keadaan-keadaan  yang menyebabkan seseorang wajib menjalankan puasa Ramadan. Adapun syarat wajib puasa Ramadan sebagai berikut:
  1. beragama Islam,
  2. balig atau telah cukup umur,
  3.  berakal atau memiliki akal waras yang dapat digunakan untuk berpikir,
  4.  suci dari haid dan nifas,
  5. sedang mukim atau tidak bepergian, dan 
  6. sanggup melaksanakan puasa.


2.   Syarat Sah Puasa Ramadan

Syarat sah puasa Ramadan adalah syarat yang menentukan puasa seseorang sah atau tidak di hadapan Allah Swt. Syarat sah puasa Ramadan antara lain sebagai berikut:
  1. beragama Islam saat melaksanakan puasa tersebut,
  2. mumayyiz,
  3. suci dari haid, nifas, dan wiladah, dan
  4. dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.


Rukun Puasa

Rukun puasa adalah hal-hal yang wajib kita laksanakan saat menjalankan  puasa ramadan. Rukun puasa ini juga berlaku pada puasa yang lain. Adapun rukun puasa sebagai berikut.

1. Niat

Niat artinya menyengaja dalam hati untuk melaksanakan puasa. Dalam niat inilah kita diingatkan untuk selalu ikhlas karena Allah semata. Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang kapan waktu berniat puasa.

Sebagian ulama berpendapat  niat harus dilaksanakan setiap malam sebelum kita berpuasa Ramadan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa kita boleh berniat satu kali saja di awal bulan Ramadan. Perbedaan ini tidak menjadi masalah. Oleh karena itu, kita tidak boleh berselisih dengan teman karena berbeda pendapat dalam hal ini.


2.   Menahan Diri Sejak Terbit Fajar hingga Terbenam  Matahari

Menahan diri dalam hal ini tentu bukan menahan diri dari segala hal. Akan tetapi, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Selain itu, kita juga diperintahkan untuk menghindari hal- hal yang dapat merusak puasa kita.

Hal-Hal yang Membatalkan  Puasa
Seperti halnya ibadah yang lain, puasa juga memiliki hal-hal yang dapat membatalkannya.  Puasa yang batal tidak dapat dilanjutkan. Artinya, puasa tersebut telah rusak dan tidak sah lagi di hadapan Al- lah Swt.

Hal-hal yang membatalkan puasa dapat berupa tindakan-tindakan yang sengaja dilakukan  oleh orang yang berpuasa, ada pula hal-hal yang tidak dapat dihindari. Hal-hal tersebut sebagai berikut.


1.   Tindakan-Tindakan  yang Membatalkan Puasa

  1. Makan dan minum dengan sengaja.
  2. Muntah dengan sengaja.
  3. Mengeluarkan mani dengan sengaja.
  4. Berhubungan suami istri.
  5. Membatalkan niat puasa. 
  6. Keluar dari agama Islam.


2.   Hal-Hal yang Tidak Dapat Dihindari

  1. Keluar darah haid atau nifas.
  2. Hilang akal, baik karena gila atau sakit.
  3. Melihat bulan tanggal 1 Syawal.


Selain hal-hal tersebut, Allah Swt. juga memperingatkan kita untuk menjauhi hal-hal yang merusak puasa kita. Diantara hal- hal yang merusak  puasa adalah bergunjing, berbohong, dan perbuatan tidak terpuji lainnya. Sebaliknya, Allah Swt. dan rasul- Nya memerintahkan kita untuk memperbanyak amal saleh.