Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Atas Judul

Contoh Cerpen Tentang Kehidupan Sekolah : Tetaplah Di Jalurmu



Cerpen Tetaplah di jalur merupakan cerpen yang bertemakan tentang kehidupan bersekolah yang ditulis atau dikarang oleh Diana karitas, berikut isi cerpennya

Tetaplah Di Jalurmu

Deo pulang sekolah sambil menangis kesakitan. Iya menuntun sepedanya dengan sedikit terpincang-pincang. Celana dan baju seragamnya terlihat kotor. Keringat mengucur di dahinya. Hari itu udara memang cukup terik.

Ibu segera menyambut Deo dengan membukakan pintu pagar. Ibu Pun membantu Deo memasukkan sepedanya di halaman rumah. Ibu mengambil tas Deo yang ikut kotor dan menuntunnya masuk ke dalam rumah. Setelah Ibu memberinya minum, Ibu memeriksa luka luka gores di lutut dan siku Deo. Deo meringis kesakitan ketika luka luka itu dibersihkan dan diberikan obat.

Setelah Deo mulai terlihat tenang, Ibu meminta Deo bercerita.
" aku salah Bu. Aku tidak berhati-hati. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Seandainya aku tetap berada di jalur ku," kata Deo dengan penuh penyesalan.

" Apa yang sebenarnya terjadi, nak. Terima kasih karena telah mengakui kesalahan mu, tetapi Maukah kamu menceritakan yang sebenarnya terjadi?" Tanya ibu dengan lembut.

" Deo tadi lomba balap sepeda dengan Arsyad Ketika pulang sekolah, Bu. Ketika kami sampai di depan toko kelontong Pak Ahmad, jalanan agak ramai. Lalu, aku melihat trotoar yang agak sepi dan landai. Lalu aku naik dan bersepeda di trotoar itu." Kata Deo sambil menunduk.

" trotoar? Hmmm..... kamu pasti tahu kalau trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki, kan?" Tanya ibu.

"Iya,Bu. Saat itu di trotoar terlihat sepi. Jadi tanpa pikir panjang, Deo naik ke trotoar itu supaya dapat mendahului Arsyad. Tetapi dia tidak memperhatikan ada sebongkah batu besar di tengah trotoar itu. Tanpa sengaja Deo menabrak batu besar itu dan jatuh terjerembab ke dalam got. Beruntung God itu kering dan dangkal. Arsyad yang berada di belakang pun segera menolong," cerita Deo dengan wajah yang menyesal.

" Ibu bersyukur kamu hanya mengalami luka gores,Nak. Itu pelajaran berharga untukmu. Trotoar itu dibuat dengan tujuan tertentu, agar para pejalan kaki tidak berjalan di jalan yang diperuntukkan bagi kendaraan. Semua itu dibuat agar tercipta keteraturan. Masyarakat pun mendapatkan kesempatan yang sama untuk menggunakan jalan umum," jelas Ibu sambil tersenyum.

" aku mengerti, Bu. Seharusnya aku tetap berada di jalur ku, bukan di Jalur yang tidak diperuntukkan buat ku," kata dia sambil meringis.

" Baiklah kalau begitu. Lu kalau kamu sudah dibersihkan dan diobati. Sekarang kamu bisa ganti baju, cuci tangan, lalu makan siang. Beristirahatlah setelah itu. Nanti sore biar Ayah yang memeriksa sepedamu," kata ibu sambil beranjak ke dapur Menyiapkan makan siang Deo.