Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Atas Judul

Contoh LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah PPG Daljab PGSD

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

 

No.

Hasil eksplorasi penyebab masalah

Akar penyebab masalah

Analisis akar penyebab masalah

1

1.   Peserta didik tidak mempunyai kontrol terhadap perolehan belajar mereka.

2.   Guru membuat semua keputusan mengenai kurikulum yang mencakup metode, sumber belajar, media, penilaian, dan sebagainya.

3.   Guru terbiasa menjelaskan tanpa melibatkan peserta didik untuk mencari tahu sendiri materi yang dipelajari dan dibahas.

4.   Peserta didik sudah terbiasa bahwa belajar itu belajar dari guru, dan mengikuti perintah guru, dan mengerjakan tugas dari guru.

5.   Dalam membaca sumber belajar, peserta didik belum terampil untuk menemukan dan menyimpulkan informasi yang diperoleh.

 

 

Guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang monoton dalam kegiatan pembelajaran.

Kekurangan pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru, yakni:

1.   Pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru kurang mengembangkan kreativitas, daya berpikir kritis peserta didik, dan inisiatif peserta didik.

2.   Pembelajaran yang berpusat pada guru, menyebabkan peserta didik hanya menuggu instruksi dari guru dan pembelajaran jadi tidak bermakna bagi peserta didik.

3.   Peserta didik tidak dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

2

1.  Penyusunan dan pengembangan materi yang disajikan masih berpusat pada kemampuan berfikir LOTS.

2.  Peserta didik belum terampil pada kemampuan berpikir LOTS.

3.  Soal latihan yang dibuat guru masih berpusat pada pertanyaan yang bersifat literal.

4.  Kemampuan peserta didik dalam memahami instruksi soal masih rendah.

 

Guru hanya mengembangkan kemampuan berpikir LOTS pada peserta didik.

Kekurangan guru hanya mampu mengembangkan kemampuan berfikir  LOTS dalam pembelajaran, yakni:

1.   Pembelajaran yang berpusat pada kemampuan berpikir LOTS saja tidak akan mengembangkan keterampilan berfikir HOTS peserta didik.

2.   Pembelajaran LOTS akan membuat peserta didik hanya memahami soal-soal yang literal saja dan tidak akan melatih kemampuan berfikir kritis sesuai perkembangan zaman.

 

3

1.    Kesalahan yang paling sering dilakukan peserta didik dalam penggunaan huruf kapital, yaitu pada menulisan nama orang/alamat/keterangan waktu/instansi yang masih menggunakan huruf kecil, dan penulisan huruf kapital di tengah kalimat.

2.    Peserta didik tidak terlatih menulis menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar.

3.    Peserta didik ada yang tidak mengetahui dan ada yang tidak teliti dalam penempatan tanda koma, titik, titik dua, dan tanda baca lainnya.

4.    Guru hanya yang mengandalkan metode ceramah dan lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan praktis bahasa tulis.

 

Metode penyampaian cara penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang monoton.

Kekuarangan metode yang monoton untuk menyampaikan cara penggunaan huruf kapital dan tanda baca, yakni:

1.  Kurang diminati peserta didik.

2.  Tidak melibatkan peserta didik secara aktif.

3.  Sulit diingat dan kurang berkesan bagi peserta didik.

4

1.   Proyektor tidak tersedia di sekolah. Yang ada hanya proyektor yang sudah rusak.

2.   Untuk mengajukan pengadaan fasilitas proyektor, prosesnya lama.

3.   Dalam menggunakan proyektor itu tidak semua guru mampu mengoperasikannya.

4.   Tidak semua guru mampu membuat media presentasi sendiri untuk ditampilkan melalui proyektor.

Proyektor belum tersedia di sekolah.

Kekurangan proyektor belum tersedia di sekolah, yakni:

1.  Tidak dapat memfasilitasi peserta didik dengan gaya belajar visual maupun audio visual.

2.  Tidak dapat menampilkan media presentasi powerpoint, viedo interaktif, maupun platform pembelajaran digital lainnya.

 


LK 1.3 DISUSUN BERDASARKAN IDENTIFIKASI MASALAH PADA  LK 1.2

IDENTIFIKASI MASALAH

1

2

3

4

Guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang relatif sama dan masih berpusat pada guru (teacher-centered) pada pembelajaran matematika di kelas 6.

 

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, belum berpusat pada kemampuan berpikir HOTS pada mata pelajaran IPA di kelas 6.

 

Dalam kegiatan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik belum terbiasa menggunakan huruf kapital dan tanda baca dengan benar.

 

Guru belum pernah melakukan pembelajaran dengan media yang ditampilkan melalui proyektor

(dalam rangka sebagai media pembelajaran yang berbasis teknologi inovatif).