Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Atas Judul

Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan


Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan

Tarian adat adalah salah satu kekayaan budaya yang disampaikan secara
turun-temurun dari nenek moyang. Tarian adat kerap memiliki pesan dan
makna yang luhur. Salah satunya ada pada tari Lego-lego dari Kabupaten
Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun
kampung dan negeri. Pada masing-masing kawasan di Kabupaten Alor
terdapat gaya tari dan nyanyian yang berbeda-beda, namun formasinya
tetap sama, yakni lingkaran.

Masing-masing nyayian dan
pantun yang diungkapkan saat
menari, memiliki arti serta
harapan yang berbeda-beda.
Beberapa literatur menyatakan
bahwa tarian ini sempat menjadi
tari perang. Sekarang tarian ini
lebih sering digunakan untuk
menyambut tamu.

Tamu disambut oleh masyarakat yang
dituakan, lalu diajak menuju sebuah
pohon besar yang rindang, dengan
beberapa warga perempuan yang
berpegangan tangan mengelilingi
pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut
serta dalam tarian tersebut.
Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian
rupa, penari akan bergerak mengitari
pohon. Pasa saat yang sama, sirih
pinang dan minuman sopi ditawarkan. Gerakan kaki dan nyayian di
masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran
dan komponen tradisional lainnya tetap sama.

Di dalam lingkaran, ada tiga lelaki yang memiliki tugas berbeda. Ada
pemukul gong yang nadanya akan digunakan untuk menghitung langkah
penari, kemudian ada seorang lelaki yang bernyanyi sekaligus mengucapkan
pantun, dan seorang lagi bertugas membagikan sirih pinang serta minuman sopi.

Selain menjadi identitas setiap suku, tarian ini menjadi salah satu identitas
pemersatu masyarakat Alor yang punya mimpi agar masyarakat dan
pendatang terus bersatu membangun kampung serta negeri.